Secara sederhana, bagan siklus disamping terdiri dari 3 bagian pokok yakni perencanaan (planning), pelaksanaan (implementation), evaluasi (evaluation), dan akhirnya kembali ke masalah kesehatan (health problem).
Situasi ini disebut siklus perencanaan dan evaluasi.
Perencanaan dan evaluasi satu kesatuan, saling terhubung dan mempengaruhi.
Idealnya, ketika kita membuat sebuah perencanaan, pada saat yang sama kita juga sudah harus tahu seperti apa bentuk evaluasi yang ingin dilakukan.
Pada bagian pertama ini, kita akan mendalami bagian pokok yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan program kesehatan.
Menurut Richard dalam bukunya Health Services Planning.
Tahapan dalam proses perencanaan meliputi:
1. Membuat asusmsi /justifikasi (why)
2. Membuat atau mereview misi/tujuan (konteks organisasi)
3. Mengumpulkan data & informasi yang dibutuhkan
4. Mengembangnkan rencana program
5. Mengidentifikasi kebutuhan budget dan potensi sumber daya
6. Mengembangkan strategi pelaksanaan
7. Menentukan goals, tujuan, dan kegiatan
8. Menentukan rencana pelaksanaan
9. Menyusun rencana evaluasi
Membuat asumsi atau justfikasi merupakan langkah paling awal dalam proses perencanaan. Hal ini berkaitan dengan alasan apa dan mengapa memilih perencanaan program (WHY). Asumsi bisa saja dari hasil pengamatan terhadap kondisi lingkungan (keadaan ekonomi, iklim politik), atau tren epidemiologi, sosial demografi masyarakat, bahkan keadaan internal sumber daya kesehatan dan aspek teknis lainnya. Asumi juga bisa didasarkan pada kerangka teori. Karena justifikasi harus dibangun dari kerangka pikir yang jelas dan dinyatakan pada awal proses perencanaan. Sehingga ada kesepahaman antara pihak yang terkait dan terlibat dalam proses perencanaan. Lainnya, asusmsi dapat disempurnakan sebagai proses perencanaan berlanjut, dan seiring mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan.
Mereview misi adalah mencari hubungan antara perencanaan yang akan dibuat dengan tujuan organisasi (jika perencana berada dalam organsaisi kesehatan seperti puskesmas, dinas kesehatan). Bahkan dilevel yang luas atau makro, perencana dituntut dapat menafsirkan visi-misi (dari pemerintah pusat, pemerintah daerah secara khusus dari presiden/gub/walikota terpilih).
Mengumpulkan informasi/baseline adalah kegiatan yang berhubungan dengan mengumpulkan, mengananalis, dan interpretasi data. Sumber data berupa data sekunder yang telah ada sebelumnya (dari organisasi terkati) seperti data tren penyakit epidemiologi, tren sosial demografi tentang masyarakat.
Data penelitian, literature review program sebelumnya, termasuk dari koran pun dapat juga dijadikan referensi informasi dalam menyusun perencanaan program kesehatan. Bagian ini sangat penting dalam merumuskan masalah, potensi hambatan perencanaan program.
Mengembangkan rencana program merupakan step untuk menentukan kegiatan pokok (task) dan batasan waktu (timeline) selama proses perencanaan. Secara teknis, mengidentfitikasi kegiatan pokok mulai dari asumi, review misi organisasi, pengumpulan data, penentuan strategi , pelaksanaan hingga evaluasi. Bentuk perencanaan program biasanya dalam bentuk ghann chartt, dan gambaran kegiatan perencanaan yang ditampikan masih dalam bentuk general, tidak mendetail.
Mengeidentifikasi kebutuhan dan potensi sumber daya adalah melakukan perincian kebutuhan program seperti sumber daya manusia, biaya, fasilitas kesehatan, dan kebutuhan teknis lainnya. Pada bagian ini, perencana ditantang untuk mampu menghitung dengan cermat atau membandingkan antara sumber daya yang dimiliiki dan kebutuhan. Sehingga sumber daya dapat dialokasikan secara efisien selama proses perencanaan program.
Mengembangkan strategi perencanaan adalah cara-cara yang akan ditempuh untuk memastikan program dapat berjalan maksimal. Pendekatan yang dapat dilakukan dalam menyusun strategi perencanaan seperti SWOT analysis, dan Community assesment. Tools ini dapat memudahkan dalam mengidentfikasi faktor pendukung dan penghambat program baik secara internal di (organisasi kesehatan ) maupun di lapangan/komunitas. Termasuk peluang yang mungkin dapat diciptakan seorang perencana program agar mendapatkan dukungan, kerjasama dari pihak yang berkepentingan seperti kerjasama pendanaan, dan bantuan teknis lainnya. Oleh karena itu, pada bagian ini, ouput yang diharapkan adalah rumusan strategi dan alternatif perencanaan program.
Menentukan goals,sasaran, dan kegiatan adalah penjabaran detail tentang program. Goals adalah hasil yang diharapkan dari program (biasanya dalam jangka panjang), Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai dan terukur (biasanya dalam jangka waktu pendek), dan kegiatan adalah upaya yang dilakukan untuk mencapai sasara dan goals. Bagian ini merupakan logic model program, sehingga perlu memperhatikan kaidah-kaidah yang jelas dan logis.
Menyusun rencana pelaksanaan berkaitan dengan POA (plan of action) yakni rincian secara teknis kegiatan, personel, sarana, jadwal pelaksanaan kegiatan.
Menyusun rencana evaluasi adalah merumuskan bagaimana dan apa yang perlu dinilai terkait tahapan pencapaian program. Secara teknis, kegiatan evaluasi terdiri atas evaluasi formatif (memonitor proses, progress kegiata) dan summatif (menilai secara keseluruhan dampak dari program). Oleh karen itu,hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan evaluasi ini adalah alat ukur atau indikator yang digunakan untuk menilai secara objektif capaian dari program sehingga dapat diklaim berhasil/ sesuai rencana.
Sistematikan proses penyusunan rencana ini bukan sesuatu yang baku, Depending on which one you more convenient.
Beberapa referensi lain menyebutkan tahapan atau langkah-langkah perencanaan terdiri dari:
Perumusan konteks (set context)
Pengembangan partnership dan leadership
Assesm
ent lingkunganAnalisis Data
Pemilihan Rencana
Penentuan Prioritas
Pelaksanaan
Evaluasi